Mendengkur sering
kali dianggap sebagai adat istiadat buruk saat tidur. Sebab, suara dengkuran
yang ditimbulkan sering kali mengganggu oleh orang di sekitar. Mendengkur
memang hal yang cukup lazim terjadi, namun keadaan ini juga dapat jadi muncul
sebagai gejala dari keadaan medis yang membahayakan.
Mendengkur lebih
banyak dialami pria, terlebih pria dengan kelebihan berat badan. Sebagian orang
yang memiliki kelebihan berat badan cenderung mengalami sleep apnea dengan
ciri-ciri utamanya mendengkur hingga terbangun. Kondisi ini kemungkinan
diakibatkan oleh kelebihan lemak yang menumpuk di sekitar leher, sehingga
menyebabkan aliran nafas terganggu saat tidur.
Mendengkur dan Risiko
Penyakit yang Menyertainya, Sebagian orang mungkin memiliki tonsil ataupun
lidah besar yang dapat mempersempit atau menghalangi jalan nafas, sehingga
menyebabkan dengkuran saat tidur. Riwayat keluarga yang mendengkur dan
mengonsumsi minuman keras juga dapat meningkatkan risiko mendengkur. Seiring
pertambahan usia, dengkuran itu dapat jadi makin parah. Pada kasus tertentu,
mendengkur juga dapat terkait dengan peningkatan risiko beragam penyakit yang
membahayakan, antara lain:
Gangguan pernafasan
Orang yang sering kali mengorok berisiko mengalami sleep
apnea. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan akibat jalan nafas
tertutup. Kejadian ini dapat terjadi lebih dari 10 detik saat tidur.
GERD
Orang yang mendengkur dan mengalami sleep apnea juga
berisiko mengalami penyakit asam lambung (GERD). Kondisi ini menyebabkan
perubahan tekanan yang membuat isi perut naik kembali kerongkongan.
Sakit kepala dan insomnia
Penelitian menyuarakan bahwa terdapat relasi antara sakit
kepala di pagi hari dengan insomnia. Orang yang mendengkur dan sering kali
sakit kepala cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan
yang tak.
Stroke
Menurut penelitian, intensitas mendengkur terkait dengan
risiko aterosklerosis karotis, yakni penyempitan arteri pada leher akibat
timbunan lemak atau plak. Penimbunan plak inilah yang dapat menyebabkan stroke,
jikalau terjadi juga di pembuluh darah otak.
Aritmia
Dalam rentang panjang, penderita apnea tidur obstruktif
dapat mengalami pembesaran atrium kiri jantung dan mungkin memengaruhi konduksi
listrik jantung. Kondisi ini dikenal dengan istilah aritmia (gangguan irama
jantung).
Komplikasi kehamilan
Walaupun hubungannya belum benar-benar jelas, namun
penelitian menemukan bahwa ibu hamil yang mendengkur pada trimester terakhir
kehamilan lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan atau gangguan pada bayi
dalam kandungan.
Kecuali kemungkinan risiko-risiko di atas, mendengkur juga dapat menyebabkan
komplikasi lainnya, seperti kesulitan berkonsentrasi, mengantuk di siang hari,
serta kecenderungan kepada sifat agresif. Kondisi ini dapat menyebabkan
seseorang lebih berisiko mengalami kecelakaan atau cedera, juga kepuasan
seksual yang lebih rendah. Oleh karena itu, jikalau adat istiadat mendengkur
ini terasa sungguh-sungguh mengganggu, sebaiknya segera hubungi dokter.
Untuk mendiagnosis penyebab mendengkur, dokter dapat melaksanakan beberapa langkah diagnosis,
misalnya dengan rontgen, CT scan, atau MRI saluran pernafasan. Kecuali itu,
dokter mungkin akan melaksanakan sleep study untuk memutuskan keadaan yang
terjadi.
Setelah diagnosis mendengkur
dilakukan, dokter akan minta pasien untuk mengaplikasikan gaya hidup sehat
sebagai langkah awal pengobatan. Adat mendengkur juga dapat diatasi secara
mandiri dengan mengubah posisi tidur, tidur pas waktu dan teratur, menghindari
pengaplikasian alkohol, serta minum banyak air putih.