Wednesday, August 1, 2018

Mendengkur Bisa Dikaitkan Dengan Risiko Penyakit Berbahaya


Mendengkur sering kali dianggap sebagai adat istiadat buruk saat tidur. Sebab, suara dengkuran yang ditimbulkan sering kali mengganggu oleh orang di sekitar. Mendengkur memang hal yang cukup lazim terjadi, namun keadaan ini juga dapat jadi muncul sebagai gejala dari keadaan medis yang membahayakan.

Mendengkur lebih banyak dialami pria, terlebih pria dengan kelebihan berat badan. Sebagian orang yang memiliki kelebihan berat badan cenderung mengalami sleep apnea dengan ciri-ciri utamanya mendengkur hingga terbangun. Kondisi ini kemungkinan diakibatkan oleh kelebihan lemak yang menumpuk di sekitar leher, sehingga menyebabkan aliran nafas terganggu saat tidur.

Mendengkur dan Risiko Penyakit yang Menyertainya, Sebagian orang mungkin memiliki tonsil ataupun lidah besar yang dapat mempersempit atau menghalangi jalan nafas, sehingga menyebabkan dengkuran saat tidur. Riwayat keluarga yang mendengkur dan mengonsumsi minuman keras juga dapat meningkatkan risiko mendengkur. Seiring pertambahan usia, dengkuran itu dapat jadi makin parah. Pada kasus tertentu, mendengkur juga dapat terkait dengan peningkatan risiko beragam penyakit yang membahayakan, antara lain:

Gangguan pernafasan
Orang yang sering kali mengorok berisiko mengalami sleep apnea. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan akibat jalan nafas tertutup. Kejadian ini dapat terjadi lebih dari 10 detik saat tidur.

GERD
Orang yang mendengkur dan mengalami sleep apnea juga berisiko mengalami penyakit asam lambung (GERD). Kondisi ini menyebabkan perubahan tekanan yang membuat isi perut naik kembali kerongkongan.

Sakit kepala dan insomnia
Penelitian menyuarakan bahwa terdapat relasi antara sakit kepala di pagi hari dengan insomnia. Orang yang mendengkur dan sering kali sakit kepala cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan yang tak.

Stroke
Menurut penelitian, intensitas mendengkur terkait dengan risiko aterosklerosis karotis, yakni penyempitan arteri pada leher akibat timbunan lemak atau plak. Penimbunan plak inilah yang dapat menyebabkan stroke, jikalau terjadi juga di pembuluh darah otak.

Aritmia
Dalam rentang panjang, penderita apnea tidur obstruktif dapat mengalami pembesaran atrium kiri jantung dan mungkin memengaruhi konduksi listrik jantung. Kondisi ini dikenal dengan istilah aritmia (gangguan irama jantung).

Komplikasi kehamilan
Walaupun hubungannya belum benar-benar jelas, namun penelitian menemukan bahwa ibu hamil yang mendengkur pada trimester terakhir kehamilan lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan atau gangguan pada bayi dalam kandungan.

Kecuali kemungkinan risiko-risiko di atas, mendengkur juga dapat menyebabkan komplikasi lainnya, seperti kesulitan berkonsentrasi, mengantuk di siang hari, serta kecenderungan kepada sifat agresif. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami kecelakaan atau cedera, juga kepuasan seksual yang lebih rendah. Oleh karena itu, jikalau adat istiadat mendengkur ini terasa sungguh-sungguh mengganggu, sebaiknya segera hubungi dokter.

Untuk mendiagnosis penyebab mendengkur, dokter dapat melaksanakan beberapa langkah diagnosis, misalnya dengan rontgen, CT scan, atau MRI saluran pernafasan. Kecuali itu, dokter mungkin akan melaksanakan sleep study untuk memutuskan keadaan yang terjadi.

Setelah diagnosis mendengkur dilakukan, dokter akan minta pasien untuk mengaplikasikan gaya hidup sehat sebagai langkah awal pengobatan. Adat mendengkur juga dapat diatasi secara mandiri dengan mengubah posisi tidur, tidur pas waktu dan teratur, menghindari pengaplikasian alkohol, serta minum banyak air putih.

No comments:

Post a Comment

Mendengkur Bisa Dikaitkan Dengan Risiko Penyakit Berbahaya

Mendengkur sering kali dianggap sebagai adat istiadat buruk saat tidur. Sebab, suara dengkuran yang ditimbulkan sering kali mengganggu ...